Jumat, 18 Februari 2011

Mereguk Manisnya Makna Kesederhanaan & Kegigihan dalam Hidup

Entah siapa yang memberitahunya alamat saya, ia tiba-tiba sudah berdiri di hadapan saya. Seorang sahabat lama yang sudah hampir sepuluh tahun tidak pernah bertemu, perawakannya tidak ada yang berubah mulai dari cara bersisirnya hingga cara berpakaiannya. Bahkan jika saya tidak salah ingat, pakaian yang dikenakannya saat itu adalah pakaian sehari-hari yang saya lihat sepuluh tahun yang lalu. ia bersepatu, tetapi saya tak sanggup menatap lama-lama sepatunya itu, hanya karena khawatir ia tersinggung jika saya menatapnya lama. Sebuah tas gemblok lusuh menempel di punggungnya, selusuh celana panjang yang warna hitamnya sudah memudar.

Sebut saja Mino, ia langsung membuka tangannya berharap saya memeluknya sama hangatnya seperti dulu setiap kali kami bertemu. Tentu saja saya menyambut haru tangan terbukanya itu, kami pun berpelukan hangat dan cukup lama. Aroma matahari cukup menyengat dari tubuhnya tak membuat saya ingin melepaskannya, semerbak kerinduan di antara kami telah mengalahkan segalanya. Mino, lelaki seusia saya itu bergetar hebat meski hanya beberapa menit kami berpelukan, saya merasa ada tetesan air di pundak saya. “Sudah jadi orang hebat sahabatku ini rupanya…” bibirnya bergetar.

Setelah berbicara sedikit tentang perjalanan masa lalu, saya agak iseng menanyakan keluarganya. Mino langsung tertegun, membuat saya merasa bersalah melepaskan pertanyaan itu. Bibirnya seperti hendak bergerak mengatakan sesuatu, tetapi yang terdengar hanya gumaman yang tak jelas. “Maaf jika saya menyinggung perasaanmu…” kalimat saya dipotong cepat, “Ooh tidak, tidak apa-apa…”

Beberapa detik kemudian saya mampu membaca pikirannya, “Apa yang bisa saya bantu No?” Wajahnya sumringah mendadak, senyum yang sudah lama tak pernah saya lihat, yang saya lihat terakhir kali sepuluh tahun lalu itu. Sambil menepuk pundak saya ia pun berseloroh, “Orang sukses seperti kamu pasti bisa membantu saya untuk keluar dari persoalan kehidupan ini…”

Saya mendengarkan kisahnya, tentang usaha reparasi komputernya yang bangkrut sehingga ia menjalani hari-hari tanpa penghasilan sepanjang hampir tiga tahun. Tentang hidupnya yang terus nomaden karena tak sanggup membayar biaya kontrakan, kontrakan terakhirnya yang ia tempati saat ini pun sudah menunggak tiga bulan dan diberi ultimatum satu bulan lagi untuk segera melunasinya. Belum lagi soal biaya masuk sekolah untuk anaknya yang sama sekali tak ia sanggupi.

Dalam benak saya, “Mungkin ia akan meminjam atau meminta bantuan sejumlah uang yang cukup besar”. Kadang saya berlaku sok pahlawan, ingin membantu seseorang walaupun kondisi sering tidak memungkinkan untuk membantu maksimal. Namun rupanya dugaan saya salah, Mino hanya meminta sedikit dari yang saya kira, itupun meminjam. “Saya mau pinjam uang dua puluh ribu, bolehkah?” tanyanya hati-hati, mungkin ia khawatir saya tak bisa meminjaminya.

Saya tersenyum, dua puluh ribu tentu saja bukan lagi pinjaman. Dalam kebiasaan saya, yang namanya pinjaman itu nilainya bisa sampai jutaan. “Begini No, kalau dua puluh ribu saya tidak mau meminjamkannya, tapi saya akan memberikannya kepadamu… ikhl…” saya batalkan menyebut kata ini. Bahkan saya memberi lebih dari yang dimintanya, meski kemudian Mino bilang bahwa yang saya berikan itu statusnya tetap pinjaman. Saya bilang, “itu pemberian” dia bilang, “ini pinjaman”, saya menyudahi perdebatan soal status itu dengan menyerah pada kegigihannya untuk tetap “meminjam”, bukan “meminta”.

Dua bulan sudah saya tak mendengar kabar darinya. Entah apa yang bisa dilakukannya dengan uang yang tak seberapa itu. Hingga beberapa hari lalu, saya mendapat pesan singkat dari seseorang, “Saya ingin kembalikan lima puluh ribu yang saya pinjam tempo hari”. Saya bingung siapa yang mengirim pesan singkat tersebut karena namanya tidak tertera, setelah saya tanya siapa yang mengirimnya, terkirim lagi satu pesan singkat, “Ini Mino, maaf tidak bisa balas sms lagi soalnya pakai hape teman”.

Saya putuskan untuk menelepon langsung nomor tersebut dan berbicara dengannya. Saya sudah katakan bahwa uang itu bukan pinjaman, tetapi hadiah. Namun ia tetap bersikeras ingin mengembalikannya. Cerita ia, hari itu juga setelah mendapat uang dari saya ia langsung membeli satu dus air mineral untuk dijual satuan. Habis satu dus, ia membeli lagi, dijual lagi dan begitu seterusnya. Sehingga satu bulan kemudian ia punya sedikit uang untuk dijadikan modal berdagang ala kadarnya. Tidak hanya itu, ia pun terselamatkan dari usiran pemilik kontrakan karena mulai bisa menyicil biaya kontrakan yang tertunggak. “Alhamdulillaah, saya masih punya sahabat yang memerhatikan…” ujarnya dari seberang telepon.

Ingin sekali saya bertemu lagi dengan sahabat saya itu, kali ini saya akan memeluknya lebih lama dan lebih erat meski saya tahu aroma mataharinya lebih menyengat dari yang saya reguk sekitar dua bulan lalu. Hati ini jelas berbunga-bunga, ada haru yang terus menyelimuti dinding-dinding jiwa ini selepas pembicaraan di telepon itu. Masih terngiang di telinga saya ketika ia hanya ingin meminjam dua puluh ribu rupiah, jauh dari dugaan saya sebelumnya. Namun dua puluh ribu yang ingin ia pinjam itu adalah sebuah nilai kehidupan bagi seorang Mino.

Dua puluh ribu rupiah, bagi sebagian kita hanyalah senilai sebungkus nasi di warung padang saat makan siang. Tetapi bagi orang seperti Mino adalah kehidupan panjang bagi ia, isteri dan dua anaknya. Dua puluh ribu bagi sebagian kita tidak cukup untuk uang jajan sehari anak-anak kita, namun bagi Mino berarti senyum panjang isteri dan anak-anaknya. Dua puluh ribu rupiah yang bagi sebagian kita sering dianggap recehan, namun bagi seorang Mino adalah nilai kehidupannya yang sangat berarti.

Sahabat, tahukah arti dua puluh ribu rupiah miliki Anda?

Jumat, 20 Agustus 2010

Berita Duka

INALILLAHI WAINA ILAIHI ROJIUN
TELAH BERPULANG KE RAHMATULLAH






H. SUBANI Bin CASMAT
Hari Kamis, 19 Agustus 2010

Maka dengan ini atas nama Pengurus KSP TRISULA memohon kepada semuanya untuk berkenan membukakan pintu maaf atas segala kesalahan dan kekhilapann Almarhum serta memohon do’a untuk kebaikan, keselamatan, keberkahannya dan ampunan dari Allah SWT, Amin

Wasalam

Pengurus KSP TRISULA

Selasa, 03 Agustus 2010

KSP TRISULA Sejahterakan Ribuan Petani

Berawal dari keprihatinan terhadap kesejahteraan petani, Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Trisula didirikan. Kini, KSP Trisula menjadi sandaran ribuan petani di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

petani_perempuanPendirian KSP Trisula ini tidak lepas dari Koperasi Unit Desa (KUD) Trisula. Saat itu, pada 1980-an, pengurus KUD Trisula berpandangan, petani adalah kelompok bawah yang selalu kalah oleh sistem dan politik ekonomi. Petani tidak bisa menentukan harga produk pertanian karena sudah diatur para tengkulak. Di sisi lain, kebutuhan pupuk, bibit, dan obatobatan terus naik dengan harga yang ditentukan oleh para pedagang. Petani lemah dan tak memiliki daya tawar.

Atas dasar itu, KUD Trisula membuka unit simpan pinjam (USP) dengan modal awal Rp42.000, hasil iuran simpanan pokok 42 anggota pada 1983. Harapannya, USP ini bisa membantu petani dari sisi permodalan dan kebutuhan sehari-hari. Semangat kebersamaan terus dipupuk hingga jumlah anggota terus bertambah. Pada 2004, anggota USP mencapai 300 orang dengan nilai simpanan pokok Rp15 juta.

Dana itu terus digulirkan ke anggota, tetapi perputarannya lambat karena keterbatasan modal. Kemudian, pengurus USP berupaya mengajukan bantuan keuangan ke perbankan dengan harapan mendapatkan tambahan modal. Setelah berkonsultasi ke perbankan, akhirnya pengurus USP membentuk badan hukum dengan nama KSP Trisula pada 5 Agustus 2004. Nama Trisula adalah kependekan dari “Tertib Rapi Indah Sehat Usaha Lancar Aman”.

Badan hukum telah dibentuk, tapi pengurus KSP Trisula tetap kesulitan mendapatkan bantuan dari bank. Akhirnya, pengurus KSP menggelar kegiatan panen perdana yang dihadiri sejumlah pejabat di Jawa Barat yang diselingi paparan tentang KSP Trisula. Esok harinya, perwakilan beberapa bank mendatangi kantor KSP Trisula di Kecamatan Palasah, Majalengka, menawarkan pinjaman.

KSP Trisula terus tumbuh. Hingga saat ini, dana yang dipinjamkan kepada sekitar 5.000 anggotanya telah mencapai puluhan miliar rupiah per tahun. Tidak mengherankan bila KSP Trisula menjadi gantungan petani di Kecamatan Palasah, Majalengka, bahkan juga bagi penduduk di luar kecamatan ini. Keberhasilan KSP Trisula tak lepas dari tangan dingin Subani. Petani lulusan sekolah dasar (SD) inilah yang menjadi pionir usaha koperasi yang berlokasi di Majalengka tersebut.

Kini, Subani memang tengah terbaring sakit. Namun,saat sehat, semangat Subani tak kalah dengan yang muda. Abah, demikian dia biasa disapa, masih rutin menghadiri berbagai pertemuan yang diadakan di Majalengka. Dia juga kadang menyempatkan diri menghadiri undangan seminar dan berbagai acara koperasi. Salah satu kunci keberhasilan Abah adalah kepiawaian dalam merekrut anggota koperasi.

Hal yang kerap dilakukan Abah, untuk memikat hati calon anggota koperasinya adalah selalu memberikan gula dan teh gratis kepada penduduk yang hadir dalam pertemuan koperasi. Ketika akan merekrut anggota baru koperasi, Abah selalu membawa 100 bungkus gula dan teh. Cara ini ternyata manjur. Tak mengherankan, tiap kali Abah mengadakan pertemuan selalu ramai. Ibaratnya ada gula ada semut. Bagi KSP Trisula, kekuatan koperasi yang sesungguhnya adalah anggota, bukan modal.

Selain itu, kelangsungan hidup koperasi juga ditentukan oleh kemampuan para pengurusnya dalam membuat program-program. Yang juga tidak kalah penting adalah disiplin dari para anggota, terutama dalam melunasi pinjaman. Melalui penerapan manajemen seperti itu, KSP Trisula pun mampu memikat dunia perbankan dalam pengembangan usaha. Bank Negara Indonesia (BNI) akhirnya mengucurkan kredit senilai Rp1 miliar dalam upaya pengembangan usaha koperasi.

Pinjaman itu digulirkan ke anggota koperasi dengan sistem pembiayaan yang bervariasi, mulai dari sistem bagi hasil, tunda jual, dan sebagainya. “Kami memberikan pinjaman dengan sistem tunda jual, maksudnya para petani bisa mendapatkan uang dengan cara menyimpan hasil pertaniannya dengan tidak perlu menjualnya apabila harga produk pertanian sedang murah. Setelah harga mengalami kenaikan, para petani bisa menjualnya langsung lalu pinjaman pokok dibayar dan sisanya dibagi dua dengan koperasi,” terang Ketua KSP Trisula Khoeruman.

Pinjaman itu secara sungguh-sungguh dikelola dan dimanfaatkan secara maksimal oleh pengurus KSP Trisula. Hal ini ditunjukkan dengan pembayaran yang tidak pernah telat.

Mereka berpedoman pada pohon beringin, apabila pohonnya rindang, siapa pun orangnya akan berteduh di pohon itu. Prinsip ini terus dijaga pengurus KSP Trisula sejak kepengurusan Subani hingga Khoeruman. Koperasi yang awalnya hanya dikelola tiga orang dan kini memiliki 20 karyawan itu telah menerima pinjaman hingga Rp20 miliar. Pinjaman itu selalu dikembalikan tepat waktu.

“Belum selesai pinjaman dibayar, kami sudah diberi tambahan pinjaman. Hingga sekarang ini, kami diberi bantuan pinjaman sebesar Rp20 miliar dari BNI. Alhamdulillah, kami belum pernah telat membayar,” ujar Khoeruman.

Kini Khoeruman bersama koperasinya sudah bisa menempati kantor representatif di kompleks KUD Trisula, Jalan Raya Palasah, Desa Cisambeng, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Dalam rangka mengembangkan KSP Trisula, pihaknya terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai instansi, baik pemerintah maupun nonpemerintah. Di antaranya, KSP Trisula akan bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam pengelolaan kotoran sapi menjadi biogas.

“Kami akan mendanai seluruh biaya tersebut, lalu pengelolaannya akan bermitra dengan para kelompok petani ternak sapi. Hasilnya,sebagian akan diberikan kepada petani dan sebagian masuk kas KSP,” terang Khoeruman.

Kamis, 15 April 2010

USAHA TERNAK AYAM POTONG

Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita. Hampir 100% orang Indonesia suka makan daging ayam, maka dari itu merupakan peluang yang sangat bagus berbisnis ternak ayam potong. Dulu pada waktu flu burung melanda dunia, bisnis ini menjadi hancur. Sebab tidak ada yang berani makan daging ayam, sehingga banyak para peternak yang gulung tikar. Sekarang berhubung issu flu burung sudah tidak ada, kesempatan memulai bisnis ini menjadi bagus. Saatnya sekarang ini untuk memulai mumpung masi banyak kandang-kandang bekas yang sudah tidak dipakai oleh pemiliknya untuk dibeli dengan harga murah dibandingkan dengan membuat kandang baru yang tentu lebih mahal. Usaha ini biasanya dilakukan dengan sistem kerja sama dengan peternak pembibitan ayam potong. Sehingga anda tidak perlu repot-repot menyadiakan bibit, pakan dan obat-obatan, karena semua telah disiapkan oleh peternak pembibitan tadi. Dengan sistem kerja sama ini anda hanya menyiapkan kandang beserta alat-alat untuk pemeliharaan ayam potong dengan sistem bagi hasil 50%.
Dalam usaha pertanian, perkabunan, peternakan pokoknya agribisnis kita memiliki kemudahan, sebab banyak orang-orang yang ahli di bidang ini terutama di desa-desa. Sehingga tidak ada kesulitan dalam mencari pekerja yang ahli, dengan demikian kelancaran bisnis ini bisa dijamin. Namun kendala yang biasanya dialami pada usaha agribisnis adalah pekerja yang nakal dan tidak jujur. Tapi hal ini jarang terjadi sebab orang-orang desa kebanyakan jujur-jujur walaupun ada yang nakal tapi sedikit. Namun harus pandai-pandai memilih pekerja yang jujur, jujur apa tidaknya pekerja dapat diketahui dengan sistem penghitungan jumlah pakan yang dihabiskan berbanding jumlah hewan ternak, dengan perhitungan tadi dapat pula diketahui berat ternak tanpa harus menimbangnya.
Langkah-langkah yang dibutuhkan
Mencari lokasi yang tanahnya kering (bukan daerah persawahan) untuk menempatkan kandang dengan tujuan agar kandang tidak cepat rusak terutama kandang yang tiang-tiangnya terbuat dari bambu akan cepat rusak jika lokasi terletak pada tanah basah (karena kandang dari tiang bambu murah), namun jika tiang-tiang kandang terbuat dari kayu kelapa tidak masalah dibuat di atas tanah basah karena memakai penyangga beton (kandang bertiang kayu kelapa lebih mahal).
Usahakan mencari kandang bekas untuk dibeli, sebab berarti pernah dipakai sehingga sudah diperhitungkan oleh pemilik sebelumnya bahwa lokasi kandang bagus. Perlu diketahui apa penyebab kandang bekas tadi berhenti dipakai untuk penanggulangan, tapi biasanya para peternak ayam potong yang menutup usahanya kebanyakan disebabkan oleh kasus flu burung. Jika ini penyebabnya maka kandang bekas tersebut baik untuk digunakan sebab kasus flu burung sudah reda (sudah tidak ada).
Jika tidak menemukan kandang bekas, buatlah kandang untuk ukuran isi 4000 ekor ayam. Biasanya sudah ada tukang ahli dalam pembuatan kandang yang menawarkan jasa pembuatan kandang lengkap dengan peralatan tempat pakan, penghangat, tempat air minum, dll.
Temui peternak pembibitan ayam potong untuk diajak kerja sama dengan sistem bagi hasil. Dengan sistem ini akan mempermudah dalam pengadaan semua yang dibutuhkan karena peternak pembibitan biasanya menyediakan kebutuhan-kebutuhan ternak yang lengkap dan tidak perlu repot-repot dalam pemasarannya karena biasanya mereka yang beli kembali hasil panen kemudian dihitung jumlah kebutuhan yang telah dihabiskan baru setelah itu keuntungan dibagi. untuk ukuran kandang isi 4000 ekor diisi dengan 3700 ekor agar kandang menjadi lega.
Mencari pekerja yang bertugas mengurus pakan dan minuman ternak dan memelihara sesuai dengan cara yang benar dengan upah yang sesuai, untuk 3700 ekor ayam dibutuhkan 2 orang pekerja (setiap satu orang diupah Rp600.000,-). Kemudian usahakan untuk selalu datang mengontrol setiap hari walaupun hanya sebentar setiap sore pada waktu ternak diberi pakan.
Proses kerja usaha ini
Sehari sebelum bibit ayam didatangkan kandang harus dipersiapkan, letakkan terpal pada seluruh lantai kemudian sebarkan gabah padi di atasnya dan siapkan pula terpal atau sambungan karung-karung untuk menutup rapat dinding kandang. Ini bertujuan agar kandang tetap hangat. Kemudian siapkan 40 karung pakan (setiap pengiriman pakan 40 karung, total pakan yang dihabiskan 260 karung per karung seberat 50kg).
Pada hari bibit ayam didatangkan siapkan triplek sebagai sekat yang dibuat melingkar dengan ketinggian 60cm berdiameter 4 meter, sekat dengan diameter tersebut untuk menampung sekitar 600 ekor bibit ayam. Jadi untuk 3700 ekor ayam diperlukan enam lingkaran skat.
Letakkan sebuah kompor penghangat (kompor khusus untuk penghangat ayam) di tengah-tengah setiap lingkaran skat, kemudian letakkan 15 tempat pakan (talam berdimeter 50cm) dan 8 unit tempat air minum di setiap skat.
Beri pakan dan air minum setiap pagi dan sore, setiap sore air dicampur dengan obat anti stress (disediakan oleh bos bibit). Setelah 4 atau 5 hari ternak diberi vaksin Ende dengan cara diteteskan pada mata ternak. Kemudian tempat pakan (talam) diganti dengan tempat pakan khusus ayam yang ditaruh dengan menggantungkannya setinggi 2cm dari lantai kandang dan terpal penutup dinding dibuka bagian atasnya. Sekat diperbesar sesuai dengan kepadatan ternak yang semakin besar.
Pada hari ke12 diberikan vaksin Rumboru yang dicampurkan pada susu skin (susu untuk pertumbuhan bulu ayam), kemudian alas kandang (terpal dan gabah) dibongkar dan alat penghangat berhenti dipakai, kemudian lingkaran skat dan terpal penutup dinding dibuka. Kandang dibersihkan jika musim panas cukup sekali saja dibersihkan, namun jika musim hujan maka kandang harus dibersihkan setiap seminggu setelah hari ke12. Skat diganti dengan skat ruang kandang dengan bambu yang di buat di setiap jarak 10 meter diberi jarak 2 cm antara bambu-bambu skat, setiap sekat tetap berisi 600 ekor ayam, kemudian tempat pakan ditambah menjadi 26 unit dan digantungkan lebih tinggi dari permukaan lantai kandang menjadi 6 cm.
Pada hari ke18 ternak diberikan vaksin Ende yang dicampurkan pada susu skin, setiap pemberian vaksin dilakukan pada waktu sore. Kemudian seminggu sebelum panen yakni di hari ke 28, obat anti stress berhenti diberikan.
Segala sesuatunya mulai dari jumlah pakan, obat anti stress, vaksin, semua dihitung dan dicatat untuk dijadikan data yang akan dicocokkan dengan data peternak bibit (boss yang mensuplai segala kebutuhan tadi) agar penghitungan bagi hasil menjadi benar. Begitu pula pada waktu panen semua ternak yang dikeluarkan untuk dijual harus ditimbang dan dicatat untuk dijadikan data. Adapun ayam yang afkir dipisah penimbangan dan pendataannya, sebab harganya lebih murah dari yang normal, jika yang normal berharga Rp14.000,- per kg maka yang afkir berharga Rp10.000,-.
Panen biasanya dilakukan 6 kali selama satu tahun. Setelah panen kandang dibiarkan selama tiga hari menunggu sampai kotoran ternak kering baru setelah itu dibersihkan dan kotoran dikumpulkan dalam karung-karung bekas pakan dapat dijual seharga Rp2000,- kepada petani untuk dijadikan pupuk, dalam sekali panen bisa menghasilkan 150 karung kotoran. Begitu pula dengan karung bekas pakan dapat dijual seharga Rp2000,-. Hasil penjualan kotoran dan karung bekas dapat menutupi ongkos air PDAM dan listrik dan minyak tanah bahan bakar penghangat kandang.
Jumlah biaya yang dihabiskan dan keuntungan yang dihasilkan.
Sewa tanah beserta kandang yang dapat menampung 4000 ekor ayam Rp15.000.000,- per tahun.
Biaya gaji 2 orang pekerja Rp600.000,- per orang per sekali panen Rp1.200.000,- .
Biaya bibit per kardus isi 100 ekor Rp370.000,- total harga 37 kardus berisi 3700 ekor bibit ayam Rp13.690.000,-(dibayar setelah panen).
Biaya pakan per kwintal Rp265.000,- pakan yang dihabiskan sekali panen adalah 130 kwintal seharga Rp265,000,- kali 130 kwintal sama dengan Rp34.450.000,-.(dibayar setelah panen)
Biaya 20 bungkus obat anti stress yang dihabiskan selama sekali panen adalah Rp240.000,-(dibayar setelah panen).
Biaya 24 botol vaksin selama sekali panen Rp360.000,- (dibayar setelah panen).
Dari 3700 ekor bibit biasanya dapat dipanen 3500 ekor per ekor rata-rata memiliki berat 1,5kg, maka hasil penjualan sekali panen Rp14.000,- dikali 5250kg (berat 3500 ekor ayam) sama dengan Rp73.500.000,-.
Keuntungan yang didapat adalah : hasil penjualan Rp73.500.000,- dikurangi jumlah total biaya pakan, bibit, obat anti stress, vaksin Rp48.740.000,- sama dengan Rp24.760.000,-.
Karena sistem kerja bagi hasil dengan penyuplai bibit dan kebutuhan 50%-50%, maka keuntungan yang didapat dibagi dua menjadi Rp12.380.000,- per sekali panen.
Modal yang harus disiapkan pada awalnya adalah untuk pembiayaan kandang. Jika menyewa kandang orang maka cukup Rp15.000.000,-.
Jika menyewa tanah 10 tahun dan membikin kandang sendiri untuk isi 4000 ekor maka jumlah modal yang harus disiapkan uang sewa tanah Rp10.000.000,- plus biaya kandang Rp60.000.000,- sama dengan Rp70.000.000,-.
Pemasaran
Untuk pemasaran hasil panen karena memakai sistem kerja sama maka sudah diurus oleh klien pembibitan sehingga kita tidak perlu memikirkan pemasaran.
Penutup
Sungguh mengherankan jika melihat fakta bahwa masi banyak penduduk negeri ini yang hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal negara kita memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah. Mungkin karena sangat jarang yang memanfaatkan kekayaan alam kita, termasuk pemerintah yang tidak memperdulikan rakyatnya yang didesa yang membutuhkan modal untuk mengelola kekayaan alam mereka. Semoga pembaca terbuka fikirannya sehingga tertarik untuk memaksimalkan pemanfaatan kekayaan alam kita.

Rabu, 14 April 2010

Selayang Pandang KSP Trisula

Berawal dari sebuah unit usaha yang ada di KUD Trisula dengan nama Unit Simpan Pinjam.kami memiliki asset sebesar Rp. 300.000.000 ,- (tiga ratus juta rupiah), dengan kantor yang masih cukup sederhana.

KUD Trisula berdiri sejak tahun 1983 dengan Nomor Badan Hukum 5567/BH/PAD/KWK.10 tanggal 1 Juli 1998 yang anggotanya mayoritas masyarakat Petani, dengan kelompok sebagai basis pergerakannya. Seiring dengan waktu berputar KUD Trisula berkembang dan banyak memiliki Unit –unit usaha yang salah satunya adalah USP.

Dan pada tanggal 5 Agustus 2004 dimana KUD memperoleh kredit sektoral program dari Pemerintah sebesar satu milyar rupiah untuk Unit Simpan Pinjam, namun sehubungan persyaratan untuk mendapat kredit tersebut USPnya harus merupakan badan usaha yang berdiri sendiri dan berbadan hukum, maka atas persetujuan Pengurus akhirnya dibentuklah Koperasi dengan nama Koperasi Simpan Pinjam Trisula.

KSP Trilula berdiri pada tanggal 5 Agustus 2004 yang di sahkan akta pendiriannya oleh Dinas Koperasi Kabupaten Majalengka dengan Nomor Badan Hukum 518/Kep.58/Kop.UKM. Awalnya KSP Trisula belum memiliki kantor sendiri dan masih menyewa . Seiring dengan perkembangan dan meningkatnya jumlah anggota maka akhirnya berdirilah gedung Kantor milik KSP Trisula , yang beralamat di Komplek KUD Trisula Jl. Raya Palasah Dusun Tegalsimpur Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kab. Majalengka.

Koperasi Simpan Pinjam Trisula memiliki wilayah kerja sekabupaten Majalengka yang meliputi 26 Kecamatan dan 331 Desa dan jumlah Anggota 1. 541 orang yang mayoritas adalah Petani.

Dan untuk meningkatkan pendapatan Petani maka KSP Trisula mengembangkan usaha pembiayaan dibidang pertanian, perikan dan peternakan sebagai system pola pengembangan agribisnis terpadu. Hal ini sesuai dengan visi dan misi kabupaten Majalengka sebagai Kabupaten Agribisnis termaju di Jawa Barat tahun 2010 berbasis masyarakat Agribisnis dan partisifasi demi terwujudnya masyarakat sindang kasih sugih mukti Majalengka bagja raharja, sekaligus dengan rencana dibangunnya Bandara Internasional merupakan peluang dan pangsa Pasar yang besar bagi masyarakat agribisnis Majalengka.

Dan untuk meningkatkan tarap hidup masyarakat dan anggota khususnya, KSP telah bekerjasama dengan Kementrian Perumahan Rakyat perihal Kredit Perumahan Rakyat Bersubsidi, adapun tujuannya adalah untuk perbaikan tempat tinggal yang layak huni. Oleh sebab itu dengan adanya program ini merupakan suatu anugrah bagi masyarakat pada umumnya dan anggota pada khusunya.

Dari kesemua itu tidak terlepas dari peran dan partisifasi Abah H. Subani sebagai Ketua yang selalu mencurahkan segenap pikirannya dan selalu memberikan wejangan – wejangan kepada generasi muda untuk bisa lebih eksis lagi dalam Organisasi. Namun dengan semakin bertambahnya usia dan semakin menurunnya kondisi kesehatan beliau sehingga harus dirujuk ke Rumah Sakit. Karena melihat kondisi kesehatan Abah yang semakin lemah maka Abah merasa perlu untuk melimpahkan Kepemimpinannya pada generasi muda, dan pada tanggal 27 April 2009 yang bertempat di Rumah Sakit Klayan Cirebon dikeluarkanlah Surat Perintah Ketua untuk pelimpahan wewenang Ketua kepada saudara Drs. Khoeruman untuk menjabat sebagai Ketua yang disaksikan oleh Ketua Badan Pengawas yaitu H. M. Iksan dan seluruh pengelola KSP Trisula.

Dan pada tanggal 5 Mei 2009 dikukuhkanlah kepengurusan antar waktu yang bertempat di Saung Balong Al Barokah Tegalsimpur yang disaksikan oleh Ketua Badan Pengawas, Karyawan, Ketua Kelompok sebagai wakil dari anggota masing-masing wilayah.

Semoga dengan Kepengurusan baru ini kami bisa memegang teguh amanah yang telah diberikan oleh Abah sehingga dapat mempertahankan dan memajukan KSP Trisula.

Demikian sejarah singkat yang dapat kami sampaikan semoga menjadi renungan bagi kita semua Amin.

Subani dilahirkan pada tanggal 12 Juli 1940 di Dusun Tegalmerak Desa Sindanghaji Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka. Ia sulung dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Casmat dan Ibunya bernama Nasmi. Hidup dalam keluarga petani yang sangat sederhana.

Tahun 1954 Subani menyelesaikan sekolah rakyat dengan predikat terbaik. Pendidikan SGB yang semula dicita-citakannya hanya diikuti selama tiga bulan. Ia terpaksa berhenti karena pertimbangan ekonomi keluarga.

Sebagai pemuas dahaga dalam mencari ilmu Subani mengikuti Kursus Pemuda Tani yang dijalaninya selama 5 tahun. Subani mendapat pelajaran yang sangat berharga tentang pertanian, perkebunan, kondisi tanah, perikanan, dan peternakan. Kursus yang semula hanya “pelarian” inilah yang kelak membawa Subani meraih kesuksesan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Untuk membiayai kursusnya, Subani menjual seledri dari “kebun gantung seledri” –nya. Ia sendiri yang menjualnya kepasar sambil berangkat kursus.

Nama pemuda Subani mulai dikenal ketika ia melakukan gebrakan penanaman singkong “mukibat” diseluruh sekolah di Kabupaten Majalengka atas jasa seorang Camat yang semula menjadi Kepala Penyuluh saat ia kursus. Singkong hasil perkawinan itu sangat menggiurkan karena ukurannya yang besar. Subani sempat kewalahan menerima pesanan stek hasil rekayasanya.

Pada tanggal 10 Nopember 1962, Subani –penggagas pola tanam tiga kali : padi – padi – palawija – ini mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Jumhuriah gadis tetangga desanya. Selain melanjutkan kiprahnya sebagai petani, ia juga berwiraswasta sebagai pedangan kecil yang kemudian berkembang menjadi sebuah took kelontong. Karena prestasinya dalam bidang pertanuian yang menonjol, tahun 1976 Subani diikut sertakan dalam pelatihan kekaryaan di Kulonprogo Jawa Tengah dan Bali. Pengetahuannya tentang system air dari hasil pelatihan tersebut mendorong Subani untuk membuat sumur pantek sebagai sumber air utama disekitar sawahnya yang tadah hujan. Ternyata usahanya membuahkan hasil. Seluruh sawah tadah hujan disekitarnya mendapat pasokan air yang cukup dari sumur tersebut.

Berawal dari dibentuknya GAKOPTAN, yakni Gabungan Kelompok Tani yang menggarap arel pesawahan seluas ± 1000 hektar yang terdiri dari tiga desa, tanggal 10 Maret 1983 Subani mendirikan Koperasi dengan nama KUD TRISULA dengan memanfaatkan separuh rumahnya sebagai kantor. Pada awal berdirinya KUD Trisula hanya beranggotakan 139 orang dengan jumlah modal simpanan sebesar Rp. 298.175,00. setelah berjalan satu tahun sejak berdirinya, departemen koperasi belum juga meluluskan pinjaman kredit usahanya. Alasannya tak mungkin kelompok tani bias mengelola sebuah KUD. Selanjutnya Subani dibantu oleh badan pengawas M.Iksan mengupayakan KUD Trisula untuk memperoleh status badan hukum.

Ditolak dari Depkop, Subani banting stir mengupayakan kerjasama dengan mitra usaha lain. Akhirnya, KUD Trisula mendapat kepercayaan untuk menjalin kerjasama pertama kali dengan PT. Taman Sari Cirebon sebagai penyalur pupuk. Kepercayaan ini tidak disia-siakan. Terbukti KUD Trisula mampu menjual pupuk pada anggota koperasi dan masyarakat luas dengan omset yang luar biasa.

Keberhasilan tersebut tercium oleh Depkop Kabupaten, maka tawaran dana pun mengalir bukan lagi atas dasar permohonan, tetapi atas dasar tawaran. Pinjaman dana itu dimanfaatkan Trisula untuk bidang usaha pengadaan pangan terutama penanaman padi unggul. Pada tahun 1986 KUD Trisula mendapat penghargaan dari BPPT Jawa Barat atas keberhasilannya memproduksi benih unggul.

Sejak saat itu Subani dan Trisulanya semakin berbenah diri, baik dalam penataan manajerial koperasi maupun dalam bidang pengembangan usahanya. Depkop maupun Dinas Pertanian- pun semakin memperhitungkan keberadaan KUD Trisula. Hingga sejak tahun 1988 berbagai penghargaan pun bermunculan. KUD Trisula mendapat Predikat Koperasi Kelas A, yakni koperasi sangat mantap dari Kankop Kabupaten dan penghargaan KUD terbaik Tingkat Jawa Barat pada sektor Perkebunan. Penghargaan Pelaksana Pembangunan Kesejahteraan Rakyat dari Gubernur Jawa Barat, Penghargaan Pelaksana Demonstrasi Benih Unggul Terbaik dari Dirjen Pertanian Tanaman Pangan dan dari Mentri Pertanian, serta Penghargaan Pelaksana Dembul Padi Terbaik I tingkat nasional. Tahun 1989 KUD Trisula mendapat Predikat KUD Terbaik tingkat Kabupaten dan KTNA terbaik tingkat Jawa Barat. Pada tanggal 1 Juni 1990 dikukuhkan sebagai KUD Mandiri oleh Mentri Koperasi Bustanil Arifien, sedangkan pada tahun 1991 meraih Predikat KTNA Teladan tingkat nasional.

Sejumlah penghargaan terus diperoleh baik atas nama KUD maupun atas nama Subani sendiri. Tahun 1998 dan 1999 berturut-turut meraih predikat KUD Terbaik I Tingkat Jawa Barat dan KUD Teladan dari Gubernur R. Nuriana. Pada t5anggal 17 Oktober 2001 Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri berkenan menganugerahi Subani tanda kehormatan Satyalencana Wira Karya sebagai penghargaan atas darma baktinya yang besar terhadap Negara dan bangsa Indonesia hingga dapat dijadikan teladan bagi orang lain. Disusul pula dengan “Penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah” atas jasa dan Darma Baktinya dalam memajukan perkoperasian nasional. Penghargaan ini disampaikan oleh Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Ali Marwan Hanan pada 10 Juni 2003.

Sejak tahun 1998 KUD Trisula yang memiliki moto membangun “Kelompok Tani Kuat, KUD Sehat” ini telah memiliki 35 Kelompok Tani dengan jumlah anggota hingga 3.368 orang serta memiliki simpanan sebesar Rp. 81.909.650 yang terdiri dari simpanan pokok sebesar Rp. 3.368.000,00, simpanan wajib Rp. 25.438.425, dan simpanan manasuka sebesar Rp. 53.103.225,00. modal keseluruhan KUD dari berbagai bidang usaha telah mencapai lebih dari Rp. 100.000.000,00. belum lagi mengelola KUT yang mencapai Rp. 200.000.000,00 dan kredit lainnya hingga mencapai Rp. 900.000.000,00 dengan prestasi tanpa tunggakan kredit!

Atas prestasinya dan kecakapannya dalam mengelola KUD tersebut Subani diikut sertakan dalam berbagai even pelatihan, saresehan, seminar, Pekan Tani Nasional (Penas) KTNA, Munas HKTI, serta Kongres Tani Indonesia diberbagai tempat diseluruh Indonesia. Tahun 1989 mnjadi duta Indonesia dan menyampaikan pidato ilmiahnya di depan Asean Farmers Week di Philipina.

Hingga akhir tahun 2003 Subani telah mengantongi lebih dari 50 jenis penghargaan yang berasal dari tingkat Kabupaten ampai tingkat Nasional. Subani juga telah mengikuti berbagai pertemuan ilmiah dan pelatihan baik sebagai peserta, instruktur, maupun narasumber lebih dari 30 kali. Termasuk di dalamnya sebagai nara sumber dalam Aplikasi Paket Tekhnologi Usaha Tani tahun 1995, seminar dan Diseminasi Hasil Litkaji tahun 1998, nara sumber dalam Seminar Nasional Inovasi Agribisnis tahun 2002, nara sumber dalam Temu Konsultasi Teknologi Pertanian tahun 2003, dan nara sumber dalam “Agricultural Extention Activities” pada tahun 2003.

Dengan segudang prestasi tersebut, Subani telah berulang kali menjadi tamu Istana Negara. Demikian pula tak terhitung kunjungan pejabat pemerintah kepada KUD Trisula mulai daru Bupati hingga para Mentri Negara.

Kini sejumlah jabatan bidang koperasi dan bidang pertanian ada ditangannya. Subani yang hanya lulusan Sekolah Rakyat dan pada tahun 1995 telah menunaikan ibadah haji ini sekarang menjabat Ketua Kelompok Tani Tegal Simpur, Ketua KUD Trisula, Ketua DPC Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Majalengka, Wakil Ketua DPD HKTI Propinsi Jawa Barat, Ketua Kelompok Tani Andalan (KTNA) Jawa Barat periode 1999 – 2004, Ketua HKTI Jawa Barat, Anggota Dewan Koperasi Daerah (Dekopinda), serta anggota kelompok KTNI tingkat nasional.


Karena keahliannya dibidang pertanian dan koperasi, Subani di usianya yang lebih dari 8 windu, juga aktif menjadi Dosen Ahli dibeberapa Perguruan Tinggi, antara lain di IPB Bogor dan Unwim Bandung. Selain itu KUD Trisula yang telah mandiri tersebut kini menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang kerap dikunjungi oleh pelajar dan kalangan mahasiswa serta para calon instruktur untuk melakukan magang. Baik untuk pengkajian bidang pertanian maupun bidang koperasi.

Disaat dunia perkoperasian Indonesia khususnya KUD-KUD lain terpuruk justru KUD Trisula tumbuh eksis dan berkembang dengan sangat manfaat. Kini garapan KUD Trisula telah merambah dalam berbagai sector dan pengembangannya yang meliputi, sector pertanian (beliau telah mengembangkan Sistem Pertanian Terpadu), sector perkebunan, sector peternakan, sector perikanan, simpan pinjam, serta pelayanan konsumen listrik. Tak heran jika dari berbagai sector usaha tersebut KUD Trisula telah mampu menyumbang Negara melalui pembayaran pajak lebih dari tiga juta rupiah pertahun. Semuanya itu berkat ketabahan, kerja keras, keuletan, disiplin, serta sikap manajerial terbuka dari pendirinya yang setiap kali RAT selalu terpilih kembali sebagai ketua.

Memeng, kegigihan dalam pengabdian Subani tak dapat disangkal lagi. Di usianya yang semakin lanjut ini ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan baik tingkat daerah maupun nasional. Pada pertengahan 2004 Subani tetap menghadiri Penas XI di Sulawesi Utara dalam kondisi sakit. Hingga tak heran kalau disaat-saat Penas berlangsung Subani harus diboyong ke Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta untuk cek up jantungnya dan dianjurkan dokter untuk beristirahat.

Jadi tak berlebihan jika Subani yang dalam melakukan pengembangan usaha pertaniannya berorientasi pada agribisnis dan agroindustri sekaligus membudayakan petani kembali kepada penggunaan pupuk organik serta menerapkan disiplin waktu yang ketat dalam mengelola koperasi ini, disebut-sebut sebagai seorang Pakar Tani sekaligus Begawan Koperasi. Satu bentuk pengabdian anak bangsa yang langka ditemukan dimasa sekarang ini!