Senin, 01 Februari 2010

Inspirasi Wirausaha

KSP Trisula Menggerakkan Ekonomi Perdesaan


Di antara sedikit koperasi simpan pinjam pertanian, KSP Trisula, Kab. Majalengka, adalah salah satunya. Koperasi dengan aset lebih dari Rp7 miliar ini tak hanya menjadi solusi bagi ribuan petani yang membutuhkan modal, tetapi juga ikut melahirkan wirausahawan agribisnis di pedesaan.

KSP Trisula mulanya hanya Unit Simpan Pinjam (USP) dari KUD Trisula, yang dirintis oleh 42 orang anggota kelompok tani di dusun Tegalsempur pada 1983.

Pada 2004, agar pengelolaan simpan - pinjam lebih profesional, USP itu dijadikan koperasi tersendiri. Adapun Unit Ternak, Unit Pengadaan Gabah dan Penggilingan Padi, serta Unit Samprodi tetap di bawah KUD Trisula.

Pada awal berdiri, KSP Trisula didukung modal Rp3OO juta, serta pinjaman dana bergulir Rpi miliar dari Kementerian Koperasi dan UKM. Akan tetapi, sebagian besar kebutuhan pinjaman tetap belum terpenuhi seiring dengan perkembangan kapasitas usaha petani, serta pertambahan anggota yang kini mencapai 1750 orang.

Hal ini karena pembinaan anggota maupun calon wirausahawan baru dilakukan setiap bulan dengan beragam pelatihan, seperti teknik pertanian, peternakan dan perikanan, manajemen usaha, hingga kewirausahaan.

Menurut Chaeruman, Ketua KSP Trisula periode 2009 - 2014, saat dirinya menjabat manajer sudah ke sana - sini mengajukan kredit tetapi selalu tak membuahkan hasil, hing-ga muncul ide membuat acara panen raya pada 2005 dengan menghadirkan Menperin Rini M. Sumarno dan para pejabat bank.

"Mereka melihat langsung potensi pertanian, kami jelaskan posisi KSP Trisula. Alhamdulillah kami dapat kepercayaan kredit BNI hingga Rp3 miliar," kata alumnus IKIP Padang yang pernah menjadi salesman di salah satu grup Astra ini.

Pinjaman BNI selanjutnya disalurkan kepada petani, mulai Rp 500.000 sampai Rp 50 juta. Meski pertanian dinilai tinggi risiko, toh koperasi kebanggaan masyarakat Majalengka ini tak pernah telat membayar kewajiban. Buktinya, hampir separuh dana bergulir sudah dikembalikan, dan kepercayaan bank meninggi.

Pakar ekonomi pertanian Noer Sutrisno menilai KSP Trisula sebagai lembaga keuangan mikro yang tidak terbatas menyediakan permodalan telah berperan menjadi institusipemberdayaan usaha mikro sebagai wirausahawan baru. "Seharusnya beban biaya kapasitas diberikan insentif sendiri oleh pemerintah," kata Ketua Yayasan Agroekonomika, dan Mubyarto Institut.

Menurut dia, peran bank yang membantu KSP bukan hanya dalam penyediaan modal hendaknya dijadikan instrumen pembudayaan hubungan usaha mikro dengan LKM dan selanjutnya mengantarkan hubungan dengan bank pada saat mereka tumbuh menjadi usaha kecil atau menengah.

Direktur UKM dan Syariah BNI Achmad Baiquni mengatakan linkage program merupakan salah satu strategi BNI untuk memperluas jangkauan kredit kepada usaha mikro, serta untuk menggiatkan perkembangan lembaga keuangan di masyarakat, seperti koperasi.

Hingga akhir Februari 2009, penyaluran kredit linkage program BNI sebesar Rp3,48 tribun melalui 1.267 BPR dan koperasi di seluruh Indonesia telah menyentuh 345.000 usaha mikro.

2 komentar:

  1. salam kenal dari blogger majalengka, maju terus koperasi Trisula
    http://orangmajalengka.com

    BalasHapus
  2. salam,
    pak, saya mau tanya, apakah KSP Trisula juga membudidayakan tanaman kunir(kunyit atau Koneng)?saya lagi butuh dalam jumlah banyak, atau kalao ada rekom, mohon informasinya.
    email: aku_spesial@yahoo.co.id

    BalasHapus